Posted on

Semua Keputusan Ada di Smartphone -2-

“Ya sudah, nanti saja kita urus hal itu yang penting sekarang dioperasi dulu aja.” Ujar Andri.

Karena operasi tidak dapat ditunda, akhirnya Andri bersedia mengikuti prosedur yang sudah ditentukan. Untungnya, Andri sudah memiliki tabungan yang mencukupi untuk menanggung sebagian biaya operasi. Walaupun mereka merasa sedikit kesal karena tidak adanya pemberitahuan dan kondisi mereka sedang terdesak. 

Setelah operasi berjalan lancar, Andri pun dipindahkan ke ruang perawatan. Satu per satu kerabatnya datang untuk menjenguk Andri. Salah satunya adalah sepupu terdekat Andri, Randi. 

Randi mempertanyakan mengapa Andri mengambil ruang perawatan kelas 2 mengingat Andri adalah orang yang cukup mampu untuk bisa mengambil ruang perawatan kelas 1. Lalu sang istri pun menjelaskan masalah yang terjadi pada asuransi mereka. 

“Waduh, Mbak. Parah dong kalau gak ada pemberitahuan sebelumnya. Kalau ada urusan mendadak kan jadi susah.” jelas Randi.

“Nah iya, makanya kita bingung gimana baiknya. Tapi Mas Andri bilang biarin aja dulu nanti diurus lagi.” jawab istri Andri. 

“Coba pakai ini, Mbak. Aplikasi Fintrack yang bisa memantau transaksi atau perubahan lainnya dan akan mengirimkan notifikasi kepada pengguna secara real time. Sehingga Mbak dan Mas gak perlu kaget kalau misalnya ada perubahan mendadak dari pihak sananya.” jelas Randi sambil menunjukkan aplikasi tersebut. 

“Itu aplikasi seperti apa dan kegunaannya untuk apa saja, Ndi?” tanya istri Andri. 

“Jadi, dengan kalian mengunduh aplikasi Fintrack tersebut, Mbak dan Mas gak perlu repot-repot datang ke perusahaan asuransi untuk mengurusi perihal administrasi. Nantinya, akan ada yang namanya smart contract dimana pengguna asuransi dapat mengetahui perubahan kontrak dan dapat melakukan persetujuan digital secara real time. Jadi, gak ada lagi nih masalah kayak gitu lagi. Dan tenang aja, Mbak. Semuanya terjamin dan dapat dipertanggungjawabkan, kok.” jelas Randi.

“Coba nanti kamu jelasin ke Mas Andri ya supaya dia bisa pakai aplikasi itu juga dan mendapatkan pemberitahuan secepat mungkin.”pinta istri Andri. 

Seminggu berlalu, akhirnya Andri diperbolehkan untuk kembali ke rumah dan melakukan rawat jalan. Diperjalanan menuju ke rumah, sang istri menceritakan tentang informasi terkait aplikasi bernama Fintrack yang ia dapatkan dari Randi. Mendengar penjelasan sang istri, Andri tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang aplikasi tersebut agar tidak terjadi lagi masalah serupa. Ia pun memutuskan untuk bertemu dengan sepupunya tersebut dan berdiskusi terkait aplikasi Fintrack. 

“Wah bagus dong aplikasinya. Aku bisa unduh lewat App Store?” tanya Andri penasaran.

“Bisa, Mas. Tapi ada beberapa fitur yang hanya dimiliki bagi mereka yang merupakan member premium. Tapi tenang saja, biaya berlangganannya sangat terjangkau. Mas hanya perlu membayar 35.000 untuk masa promo dan berlaku sebulan.” jelas Randi.

Andri pun pada akhirnya mengunduh aplikasi tersebut dan Randi mengajarkannya bagaimana cara menggunakan aplikasi Fintrack. Untuk dapat terdaftar menjadi member tidaklah sulit, Andri hanya perlu mengirimkan beberapa foto dokumen dan melakukan validasi secara digital. Andri pun dapat memilih layanan seperti apa yang ia ingin aktifkan. Keesokan harinya, Andri segera mengurus asuransi kesehatan terbarunya di perusahaan lain dan menyambungkannya dengan aplikasi Fintrack yang sudah ia unduh sebelumnya. Berkat aplikasi tersebut, segalanya menjadi mudah. Semua keputusan terkait asuransi nantinya berada di smartphone sehingga sangat menghemat waktu. Terima kasih, teknologi! Yuk, cek informasi seputar Fintrack dengan mengklik link https://www.fintrack.id!

Posted on

Semua Keputusan Ada di Smartphone -1-

Hari itu, Andri beraktivitas seperti biasanya. Pagi hari, ia menyeruput kopi yang diracik sendiri oleh sang istri. Kopi racikan sang istri adalah minuman favoritnya. Tak lupa pula, istrinya menyiapkan sarapan untuk Andri dan kedua anaknya, roti panggang berisi omelet dan daging asap. Dengan lahap, mereka menyantap sarapan tersebut. Sambil menunggu kedua anaknya selesai bersiap, Andri menghidupkan rokok pertamanya di hari itu. Memang sudah menjadi kebiasaan Andri untuk menyambut hari dengan sebatang rokok, ‘penyegaran’ katanya. Setelah kedua anaknya selesai bersiap, mereka pun masuk ke mobil dan segera mengantar anak-anaknya ke sekolah, lalu ia pun mengarahkan mobilnya ke kantor. Andri bekerja sebagai seorang Sales Manager di sebuah perusahaan swasta yang ada di Jakarta Selatan. Sebagai sales manager, Andri biasanya jarang di kantor karena harus bertemu dengan klien-kliennya. 

Setibanya di kantor, ia langsung menuju ruangannya yang berada di lantai 8. Setelah menaruh tas dan melepaskan jasnya, ia membuka sebuah buku kecil untuk melihat agendanya hari itu. Pukul 14.00 nanti ia harus bertemu dengan seorang klien di salah satu coffee shop yang ada di daerah Kuningan. Sambil menunggu pukul 14.00, Andri menghabiskan waktu untuk menyusun strategi penjualan produk perusahaannya yang akan launching minggu depan. Tak lupa, Andri menyeduh kopi susu di pantry dan membawanya ke ruang kerja. Kopi dan rokok adalah asupan penting bagi Andri dalam kehidupan sehari-harinya. Ia tidak masalah jika memiliki waktu sedikit untuk tidur, asalkan kopi dan rokok mendampinginya. Sesekali ia ke ruang khusus merokok yang ada di salah satu lantai di gedung perkantorannya untuk sekadar merokok dan berbincang dengan orang-orang yang ditemuinya di sana. Setelah sebatang atau dua batang rokok habis, ia akan kembali ke ruang kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan yang tertunda. 

Jam sudah menunjukkan pukul 13.15, mobil Andri pun keluar dari parkiran dan mengarah ke lokasi yang telah ditentukan. Sesampainya disana, ia memilih tempat duduk, lalu memesan kopi dan makanan sambil menunggu kliennya tiba. Sebagai seorang perokok aktif, tentunya Andri memilih posisi duduk di smoking area. Selang sepuluh menit kemudian, kliennya pun tiba. prosesi perkenalan dan makan siang pun selesai mereka lakukan. Masuklah ke tahap negosiasi pekerjaan, tentunya negosiasi tersebut berjalan santai. Tidak ketinggalan, rokok perlu dinyalakan untuk membuat suasana semakin santai. 

Dua setengah jam berlalu, akhirnya pertemuan mereka pun selesai. Andri segera kembali ke kantor mengingat sebentar lagi jam pulang kantor. Walaupun jalan sedikit macet, tapi ia dapat tiba di kantor tepat pada waktunya. Andri pun bergegas untuk kembali ke rumah. Diperjalanan pulang, Andri mulai merasa pusing. Sekujur tubuhnya mulai mengeluarkan keringat, padahal AC di dalam mobilnya menyala. Andri pun memacu kencang mobilnya agar segera tiba di rumah dan beristirahat. 

“Ah mungkin ini karena telat makan.” pikirnya.

Setibanya di rumah, ia langsung masuk ke kamar dan mengganti pakaiannya lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia pun segera memejamkan matanya dengan maksud untuk mengistirahatkan badannya sebentar agar pusing yang ia rasakan segera hilang. Setelah sejam tertidur, akhirnya Andri bangun. Tetapi, tidak ada perubahan yang terjadi, pusingnya tetap ada. Bahkan, kini perutnya mulai merasakan mual, jantungnya berdebar-debar, dan dadanya terasa panas. Ia bertanya kepada sang istri, dan istrinya mengajak ke rumah sakit untuk diperiksa langsung oleh dokter. Setelah menyiapkan mobil, Andri dan istrinya pun segera menuju rumah sakit terdekat. 

“Saya pusing, mual, jantung berdebar-debar, dan rasanya panas Dok di dada saya.” jelas Andri kepada dokter di ruang IGD. 

Setelah mendengar penjelasan yang Andri berikan, dokter langsung mengarahkan Andri untuk melakukan beberapa tes seperti CT scan  karena Andri menunjukkan gejala-gejala penyakit jantung koroner. Hasil dari CT scan keluar beberapa jam kemudian, dan Andri memang positif jantung koroner. Dokter memanggil istrinya untuk menjelaskan hasil CT scan tersebut dan apa tindakan yang harus dilakukan selanjutnya. 

“Begini, Buk. Pak Andri ini mengidap penyakit jantung koroner. Dari hasil yang didapatkan, kemungkinan besar ini adalah efek dari merokok. Apakah benar bahwa Pak Andri merokok?” tanya dokter kepada istri Andri.

“Oh ya, benar, Dok. Dia perokok aktif, terkadang sehari bisa habis sebungkus rokok. Apalagi dia sering keluar bertemu dengan kliennya, jadi merokok terus”. jelas sang istri.

“Oh begitu. Berarti benar bahwa konsumsi rokok yang berlebihan ini yang menyebabkan Pak Andri mengidap jantung koroner. Gejala awalnya sudah pernah dirasakan, hanya saja mungkin beliau mengabaikannya. Untuk mengatasi sakit tersebut, Pak Andri harus melakukan operasi pemasangan  ring jantung karena arterinya sudah menyempit.” 

Setelah mendengar rekomendasi dokter, sang istri langsung mengurus segala keperluan untuk melakukan operasi, salah satunya mengklaim asuransi kesehatan yang dimiliki sang suami. Ia menuju ke bagian administrasi untuk menyelesaikan tahapan administrasi sebelum pembedahan. Setelah proses administrasi selesai, staf tersebut menjelaskan bahwa Andri akan masuk ke ruang perawatan kelas 2, biaya pembedahan, dan pengobatan hanya ditanggung sebesar 30%. Mendengar penjelasan tersebut sontak membuat sang istri terkejut karena sepengetahuannya, mereka rutin membayar premi untuk kelas 1. Ia pun langsung menjelaskan kepada sang suami, dan respon Andri pun sama terkejutnya. Padahal, operasi tersebut sangat dibutuhkan dan akan memakan biaya yang banyak jika tidak di-cover oleh asuransi kesehatan. 

Istrinya segera menghubungi pihak asuransi di mana mereka terdaftar. Dan ternyata, perusahaan asuransi tersebut baru saja melakukan penaikan biaya premi untuk setiap kelas. Yang tadinya Andri membayar premi sejumlah 300.000 untuk kelas premium, kini premi untuk kelas premium naik menjadi 500.000 dan jumlah yang sebelumnya Andri bayarkan kini menjadi biaya untuk kelas di bawah premium. Sayangnya perubahan tersebut terlambat diberitahukan kepada Andri sebagai pengguna jasa asuransi di perusahaan tersebut. 

 

 

to be continued…