Posted on

Semua Keputusan Ada di Smartphone -1-

Hari itu, Andri beraktivitas seperti biasanya. Pagi hari, ia menyeruput kopi yang diracik sendiri oleh sang istri. Kopi racikan sang istri adalah minuman favoritnya. Tak lupa pula, istrinya menyiapkan sarapan untuk Andri dan kedua anaknya, roti panggang berisi omelet dan daging asap. Dengan lahap, mereka menyantap sarapan tersebut. Sambil menunggu kedua anaknya selesai bersiap, Andri menghidupkan rokok pertamanya di hari itu. Memang sudah menjadi kebiasaan Andri untuk menyambut hari dengan sebatang rokok, ‘penyegaran’ katanya. Setelah kedua anaknya selesai bersiap, mereka pun masuk ke mobil dan segera mengantar anak-anaknya ke sekolah, lalu ia pun mengarahkan mobilnya ke kantor. Andri bekerja sebagai seorang Sales Manager di sebuah perusahaan swasta yang ada di Jakarta Selatan. Sebagai sales manager, Andri biasanya jarang di kantor karena harus bertemu dengan klien-kliennya. 

Setibanya di kantor, ia langsung menuju ruangannya yang berada di lantai 8. Setelah menaruh tas dan melepaskan jasnya, ia membuka sebuah buku kecil untuk melihat agendanya hari itu. Pukul 14.00 nanti ia harus bertemu dengan seorang klien di salah satu coffee shop yang ada di daerah Kuningan. Sambil menunggu pukul 14.00, Andri menghabiskan waktu untuk menyusun strategi penjualan produk perusahaannya yang akan launching minggu depan. Tak lupa, Andri menyeduh kopi susu di pantry dan membawanya ke ruang kerja. Kopi dan rokok adalah asupan penting bagi Andri dalam kehidupan sehari-harinya. Ia tidak masalah jika memiliki waktu sedikit untuk tidur, asalkan kopi dan rokok mendampinginya. Sesekali ia ke ruang khusus merokok yang ada di salah satu lantai di gedung perkantorannya untuk sekadar merokok dan berbincang dengan orang-orang yang ditemuinya di sana. Setelah sebatang atau dua batang rokok habis, ia akan kembali ke ruang kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan yang tertunda. 

Jam sudah menunjukkan pukul 13.15, mobil Andri pun keluar dari parkiran dan mengarah ke lokasi yang telah ditentukan. Sesampainya disana, ia memilih tempat duduk, lalu memesan kopi dan makanan sambil menunggu kliennya tiba. Sebagai seorang perokok aktif, tentunya Andri memilih posisi duduk di smoking area. Selang sepuluh menit kemudian, kliennya pun tiba. prosesi perkenalan dan makan siang pun selesai mereka lakukan. Masuklah ke tahap negosiasi pekerjaan, tentunya negosiasi tersebut berjalan santai. Tidak ketinggalan, rokok perlu dinyalakan untuk membuat suasana semakin santai. 

Dua setengah jam berlalu, akhirnya pertemuan mereka pun selesai. Andri segera kembali ke kantor mengingat sebentar lagi jam pulang kantor. Walaupun jalan sedikit macet, tapi ia dapat tiba di kantor tepat pada waktunya. Andri pun bergegas untuk kembali ke rumah. Diperjalanan pulang, Andri mulai merasa pusing. Sekujur tubuhnya mulai mengeluarkan keringat, padahal AC di dalam mobilnya menyala. Andri pun memacu kencang mobilnya agar segera tiba di rumah dan beristirahat. 

“Ah mungkin ini karena telat makan.” pikirnya.

Setibanya di rumah, ia langsung masuk ke kamar dan mengganti pakaiannya lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia pun segera memejamkan matanya dengan maksud untuk mengistirahatkan badannya sebentar agar pusing yang ia rasakan segera hilang. Setelah sejam tertidur, akhirnya Andri bangun. Tetapi, tidak ada perubahan yang terjadi, pusingnya tetap ada. Bahkan, kini perutnya mulai merasakan mual, jantungnya berdebar-debar, dan dadanya terasa panas. Ia bertanya kepada sang istri, dan istrinya mengajak ke rumah sakit untuk diperiksa langsung oleh dokter. Setelah menyiapkan mobil, Andri dan istrinya pun segera menuju rumah sakit terdekat. 

“Saya pusing, mual, jantung berdebar-debar, dan rasanya panas Dok di dada saya.” jelas Andri kepada dokter di ruang IGD. 

Setelah mendengar penjelasan yang Andri berikan, dokter langsung mengarahkan Andri untuk melakukan beberapa tes seperti CT scan  karena Andri menunjukkan gejala-gejala penyakit jantung koroner. Hasil dari CT scan keluar beberapa jam kemudian, dan Andri memang positif jantung koroner. Dokter memanggil istrinya untuk menjelaskan hasil CT scan tersebut dan apa tindakan yang harus dilakukan selanjutnya. 

“Begini, Buk. Pak Andri ini mengidap penyakit jantung koroner. Dari hasil yang didapatkan, kemungkinan besar ini adalah efek dari merokok. Apakah benar bahwa Pak Andri merokok?” tanya dokter kepada istri Andri.

“Oh ya, benar, Dok. Dia perokok aktif, terkadang sehari bisa habis sebungkus rokok. Apalagi dia sering keluar bertemu dengan kliennya, jadi merokok terus”. jelas sang istri.

“Oh begitu. Berarti benar bahwa konsumsi rokok yang berlebihan ini yang menyebabkan Pak Andri mengidap jantung koroner. Gejala awalnya sudah pernah dirasakan, hanya saja mungkin beliau mengabaikannya. Untuk mengatasi sakit tersebut, Pak Andri harus melakukan operasi pemasangan  ring jantung karena arterinya sudah menyempit.” 

Setelah mendengar rekomendasi dokter, sang istri langsung mengurus segala keperluan untuk melakukan operasi, salah satunya mengklaim asuransi kesehatan yang dimiliki sang suami. Ia menuju ke bagian administrasi untuk menyelesaikan tahapan administrasi sebelum pembedahan. Setelah proses administrasi selesai, staf tersebut menjelaskan bahwa Andri akan masuk ke ruang perawatan kelas 2, biaya pembedahan, dan pengobatan hanya ditanggung sebesar 30%. Mendengar penjelasan tersebut sontak membuat sang istri terkejut karena sepengetahuannya, mereka rutin membayar premi untuk kelas 1. Ia pun langsung menjelaskan kepada sang suami, dan respon Andri pun sama terkejutnya. Padahal, operasi tersebut sangat dibutuhkan dan akan memakan biaya yang banyak jika tidak di-cover oleh asuransi kesehatan. 

Istrinya segera menghubungi pihak asuransi di mana mereka terdaftar. Dan ternyata, perusahaan asuransi tersebut baru saja melakukan penaikan biaya premi untuk setiap kelas. Yang tadinya Andri membayar premi sejumlah 300.000 untuk kelas premium, kini premi untuk kelas premium naik menjadi 500.000 dan jumlah yang sebelumnya Andri bayarkan kini menjadi biaya untuk kelas di bawah premium. Sayangnya perubahan tersebut terlambat diberitahukan kepada Andri sebagai pengguna jasa asuransi di perusahaan tersebut. 

 

 

to be continued…