Posted on

Semua Keputusan Ada di Smartphone -2-

“Ya sudah, nanti saja kita urus hal itu yang penting sekarang dioperasi dulu aja.” Ujar Andri.

Karena operasi tidak dapat ditunda, akhirnya Andri bersedia mengikuti prosedur yang sudah ditentukan. Untungnya, Andri sudah memiliki tabungan yang mencukupi untuk menanggung sebagian biaya operasi. Walaupun mereka merasa sedikit kesal karena tidak adanya pemberitahuan dan kondisi mereka sedang terdesak. 

Setelah operasi berjalan lancar, Andri pun dipindahkan ke ruang perawatan. Satu per satu kerabatnya datang untuk menjenguk Andri. Salah satunya adalah sepupu terdekat Andri, Randi. 

Randi mempertanyakan mengapa Andri mengambil ruang perawatan kelas 2 mengingat Andri adalah orang yang cukup mampu untuk bisa mengambil ruang perawatan kelas 1. Lalu sang istri pun menjelaskan masalah yang terjadi pada asuransi mereka. 

“Waduh, Mbak. Parah dong kalau gak ada pemberitahuan sebelumnya. Kalau ada urusan mendadak kan jadi susah.” jelas Randi.

“Nah iya, makanya kita bingung gimana baiknya. Tapi Mas Andri bilang biarin aja dulu nanti diurus lagi.” jawab istri Andri. 

“Coba pakai ini, Mbak. Aplikasi Fintrack yang bisa memantau transaksi atau perubahan lainnya dan akan mengirimkan notifikasi kepada pengguna secara real time. Sehingga Mbak dan Mas gak perlu kaget kalau misalnya ada perubahan mendadak dari pihak sananya.” jelas Randi sambil menunjukkan aplikasi tersebut. 

“Itu aplikasi seperti apa dan kegunaannya untuk apa saja, Ndi?” tanya istri Andri. 

“Jadi, dengan kalian mengunduh aplikasi Fintrack tersebut, Mbak dan Mas gak perlu repot-repot datang ke perusahaan asuransi untuk mengurusi perihal administrasi. Nantinya, akan ada yang namanya smart contract dimana pengguna asuransi dapat mengetahui perubahan kontrak dan dapat melakukan persetujuan digital secara real time. Jadi, gak ada lagi nih masalah kayak gitu lagi. Dan tenang aja, Mbak. Semuanya terjamin dan dapat dipertanggungjawabkan, kok.” jelas Randi.

“Coba nanti kamu jelasin ke Mas Andri ya supaya dia bisa pakai aplikasi itu juga dan mendapatkan pemberitahuan secepat mungkin.”pinta istri Andri. 

Seminggu berlalu, akhirnya Andri diperbolehkan untuk kembali ke rumah dan melakukan rawat jalan. Diperjalanan menuju ke rumah, sang istri menceritakan tentang informasi terkait aplikasi bernama Fintrack yang ia dapatkan dari Randi. Mendengar penjelasan sang istri, Andri tertarik untuk mengetahui lebih lanjut tentang aplikasi tersebut agar tidak terjadi lagi masalah serupa. Ia pun memutuskan untuk bertemu dengan sepupunya tersebut dan berdiskusi terkait aplikasi Fintrack. 

“Wah bagus dong aplikasinya. Aku bisa unduh lewat App Store?” tanya Andri penasaran.

“Bisa, Mas. Tapi ada beberapa fitur yang hanya dimiliki bagi mereka yang merupakan member premium. Tapi tenang saja, biaya berlangganannya sangat terjangkau. Mas hanya perlu membayar 35.000 untuk masa promo dan berlaku sebulan.” jelas Randi.

Andri pun pada akhirnya mengunduh aplikasi tersebut dan Randi mengajarkannya bagaimana cara menggunakan aplikasi Fintrack. Untuk dapat terdaftar menjadi member tidaklah sulit, Andri hanya perlu mengirimkan beberapa foto dokumen dan melakukan validasi secara digital. Andri pun dapat memilih layanan seperti apa yang ia ingin aktifkan. Keesokan harinya, Andri segera mengurus asuransi kesehatan terbarunya di perusahaan lain dan menyambungkannya dengan aplikasi Fintrack yang sudah ia unduh sebelumnya. Berkat aplikasi tersebut, segalanya menjadi mudah. Semua keputusan terkait asuransi nantinya berada di smartphone sehingga sangat menghemat waktu. Terima kasih, teknologi! Yuk, cek informasi seputar Fintrack dengan mengklik link https://www.fintrack.id!

Posted on

Semua Keputusan Ada di Smartphone -1-

Hari itu, Andri beraktivitas seperti biasanya. Pagi hari, ia menyeruput kopi yang diracik sendiri oleh sang istri. Kopi racikan sang istri adalah minuman favoritnya. Tak lupa pula, istrinya menyiapkan sarapan untuk Andri dan kedua anaknya, roti panggang berisi omelet dan daging asap. Dengan lahap, mereka menyantap sarapan tersebut. Sambil menunggu kedua anaknya selesai bersiap, Andri menghidupkan rokok pertamanya di hari itu. Memang sudah menjadi kebiasaan Andri untuk menyambut hari dengan sebatang rokok, ‘penyegaran’ katanya. Setelah kedua anaknya selesai bersiap, mereka pun masuk ke mobil dan segera mengantar anak-anaknya ke sekolah, lalu ia pun mengarahkan mobilnya ke kantor. Andri bekerja sebagai seorang Sales Manager di sebuah perusahaan swasta yang ada di Jakarta Selatan. Sebagai sales manager, Andri biasanya jarang di kantor karena harus bertemu dengan klien-kliennya. 

Setibanya di kantor, ia langsung menuju ruangannya yang berada di lantai 8. Setelah menaruh tas dan melepaskan jasnya, ia membuka sebuah buku kecil untuk melihat agendanya hari itu. Pukul 14.00 nanti ia harus bertemu dengan seorang klien di salah satu coffee shop yang ada di daerah Kuningan. Sambil menunggu pukul 14.00, Andri menghabiskan waktu untuk menyusun strategi penjualan produk perusahaannya yang akan launching minggu depan. Tak lupa, Andri menyeduh kopi susu di pantry dan membawanya ke ruang kerja. Kopi dan rokok adalah asupan penting bagi Andri dalam kehidupan sehari-harinya. Ia tidak masalah jika memiliki waktu sedikit untuk tidur, asalkan kopi dan rokok mendampinginya. Sesekali ia ke ruang khusus merokok yang ada di salah satu lantai di gedung perkantorannya untuk sekadar merokok dan berbincang dengan orang-orang yang ditemuinya di sana. Setelah sebatang atau dua batang rokok habis, ia akan kembali ke ruang kerjanya untuk melanjutkan pekerjaan yang tertunda. 

Jam sudah menunjukkan pukul 13.15, mobil Andri pun keluar dari parkiran dan mengarah ke lokasi yang telah ditentukan. Sesampainya disana, ia memilih tempat duduk, lalu memesan kopi dan makanan sambil menunggu kliennya tiba. Sebagai seorang perokok aktif, tentunya Andri memilih posisi duduk di smoking area. Selang sepuluh menit kemudian, kliennya pun tiba. prosesi perkenalan dan makan siang pun selesai mereka lakukan. Masuklah ke tahap negosiasi pekerjaan, tentunya negosiasi tersebut berjalan santai. Tidak ketinggalan, rokok perlu dinyalakan untuk membuat suasana semakin santai. 

Dua setengah jam berlalu, akhirnya pertemuan mereka pun selesai. Andri segera kembali ke kantor mengingat sebentar lagi jam pulang kantor. Walaupun jalan sedikit macet, tapi ia dapat tiba di kantor tepat pada waktunya. Andri pun bergegas untuk kembali ke rumah. Diperjalanan pulang, Andri mulai merasa pusing. Sekujur tubuhnya mulai mengeluarkan keringat, padahal AC di dalam mobilnya menyala. Andri pun memacu kencang mobilnya agar segera tiba di rumah dan beristirahat. 

“Ah mungkin ini karena telat makan.” pikirnya.

Setibanya di rumah, ia langsung masuk ke kamar dan mengganti pakaiannya lalu merebahkan tubuhnya di atas kasur. Ia pun segera memejamkan matanya dengan maksud untuk mengistirahatkan badannya sebentar agar pusing yang ia rasakan segera hilang. Setelah sejam tertidur, akhirnya Andri bangun. Tetapi, tidak ada perubahan yang terjadi, pusingnya tetap ada. Bahkan, kini perutnya mulai merasakan mual, jantungnya berdebar-debar, dan dadanya terasa panas. Ia bertanya kepada sang istri, dan istrinya mengajak ke rumah sakit untuk diperiksa langsung oleh dokter. Setelah menyiapkan mobil, Andri dan istrinya pun segera menuju rumah sakit terdekat. 

“Saya pusing, mual, jantung berdebar-debar, dan rasanya panas Dok di dada saya.” jelas Andri kepada dokter di ruang IGD. 

Setelah mendengar penjelasan yang Andri berikan, dokter langsung mengarahkan Andri untuk melakukan beberapa tes seperti CT scan  karena Andri menunjukkan gejala-gejala penyakit jantung koroner. Hasil dari CT scan keluar beberapa jam kemudian, dan Andri memang positif jantung koroner. Dokter memanggil istrinya untuk menjelaskan hasil CT scan tersebut dan apa tindakan yang harus dilakukan selanjutnya. 

“Begini, Buk. Pak Andri ini mengidap penyakit jantung koroner. Dari hasil yang didapatkan, kemungkinan besar ini adalah efek dari merokok. Apakah benar bahwa Pak Andri merokok?” tanya dokter kepada istri Andri.

“Oh ya, benar, Dok. Dia perokok aktif, terkadang sehari bisa habis sebungkus rokok. Apalagi dia sering keluar bertemu dengan kliennya, jadi merokok terus”. jelas sang istri.

“Oh begitu. Berarti benar bahwa konsumsi rokok yang berlebihan ini yang menyebabkan Pak Andri mengidap jantung koroner. Gejala awalnya sudah pernah dirasakan, hanya saja mungkin beliau mengabaikannya. Untuk mengatasi sakit tersebut, Pak Andri harus melakukan operasi pemasangan  ring jantung karena arterinya sudah menyempit.” 

Setelah mendengar rekomendasi dokter, sang istri langsung mengurus segala keperluan untuk melakukan operasi, salah satunya mengklaim asuransi kesehatan yang dimiliki sang suami. Ia menuju ke bagian administrasi untuk menyelesaikan tahapan administrasi sebelum pembedahan. Setelah proses administrasi selesai, staf tersebut menjelaskan bahwa Andri akan masuk ke ruang perawatan kelas 2, biaya pembedahan, dan pengobatan hanya ditanggung sebesar 30%. Mendengar penjelasan tersebut sontak membuat sang istri terkejut karena sepengetahuannya, mereka rutin membayar premi untuk kelas 1. Ia pun langsung menjelaskan kepada sang suami, dan respon Andri pun sama terkejutnya. Padahal, operasi tersebut sangat dibutuhkan dan akan memakan biaya yang banyak jika tidak di-cover oleh asuransi kesehatan. 

Istrinya segera menghubungi pihak asuransi di mana mereka terdaftar. Dan ternyata, perusahaan asuransi tersebut baru saja melakukan penaikan biaya premi untuk setiap kelas. Yang tadinya Andri membayar premi sejumlah 300.000 untuk kelas premium, kini premi untuk kelas premium naik menjadi 500.000 dan jumlah yang sebelumnya Andri bayarkan kini menjadi biaya untuk kelas di bawah premium. Sayangnya perubahan tersebut terlambat diberitahukan kepada Andri sebagai pengguna jasa asuransi di perusahaan tersebut. 

 

 

to be continued…

 
Posted on

(eng) The Importance of Tracking Your Finances -4-

“Ma’am, do you attend today’s meeting? ” one of Amy’s employees asked, 

“Which meeting?” Amy asked,getting confused by her busy schedule

“Meeting with the Modelling Management team, Ma’am,” answered the employee.

“OMG, I almost forgot, it was an important meeting. Please call Keisha for postponed meeting”

Her busy schedule made her a little hectic with her activities, knowing this year Amy would hold a fashion show forsher clothes collection that would soon be out in the middle of this year.her schedule was usually arranged by her secretary, but today she was not feeling well and had to take care of its herself. 

Lately,her business has not been going well, several economic obstacles facing her business. 

Keisha called Amy continuously, Amy tried to dial the cellphone. 

The fashion show that counted the months was enough to make Amy busy schedule meetings, she had to be able to raise extra funds. The company’s financial mess is making Amy tired enough to manage everything sparingly. 

During the day of the meeting, Amy still had another meeting with Keisha at the foundation. Lately Amy is busy enough that there is no time to take care of her social foundation that has been running for 4 years. Keisha frantically carried her book and the file of her  survey results that she had been doing during the week. Keisha pointed out their financial loss, one of their volunteers manipulated their aid funds. Survey results that show differences in data and facts. Many children who have not received funding evenly. 

Amy, after a tired meeting, had to bear the burden of taking care of the foundation. This foundation which has been running for 4 years by her hard work to help children in rural areas, many other students have succeeded, but this time she was disappointed with volunteers who were one of her early students, Siska. 

Their social foundation funded Siska schools from high school to college and made Siska one of the volunteers for the Jogja area to help children in rural Jogja be moreshelped. Already together from the start, Siska became a trusted child at the Foundation. This is quite disappointing Amy and Keisha

The importance of the current financial tracking system to avoid cheating, Siska is not a disappointment, stable academic development makes the foundation proud, but still there is a gap that makes him dare to manipulate funds like this. Amy asked her brother, Ricky, toshelp record the tracking of the funds Siska had been using. But it does take time to register them, Amy and Keisha have to wait for some time to wait for the results and hold Siska responsible for this.

Keisha once advised Amy to use the PureHeart application which also helps Indonesian children become more developed. Systems that have real time tracking that makes it easy for them to provide funding clearly. Usually in addition to relying on volunteers, Keisha must conduct surveys independently visiting locations in various regions, consuming excessive time and funds to do so. 

Morning had arrived, Amy was still sitting in front of a laptop with messy papers besides her, she had to record the report of her foundation and fashion business together. Keisha had been back since dawn. Amy is still focused on her work,her cell phone alarm sounds, Amy stretches out slightly while brewing green tea to refresh her morning. While staring out of the window at the thoughtful gaze she showed,she saw the reflection of her reflection through the glass while thinking of what strategies she should do in the future. These days her sleep is irregular, a lot of work she must bear. 

“Rrrttt … krtt … “Amy’s cell phone rings, Keisha calls Amy to have breakfast with her. The last time Amy ate was yesterday afternoon at a meeting with the marketing team, there was nothing else she ate afterwards. This burden of responsibility makes even digestion disrupted. Amy meets Keisha at the porridge base around the foundation. Keisha asked Amy to look aftershershealth,her eye bags that were increasingly visible showed her fatigue all this time. 

Amy asks Keisha to call Siska to be responsible for what she has used. Siska who was called by Amy was still evasive, she was only honest with some of her expenses.

Amy got a call from Ricky, who gave advice on using financial tracking forsher volunteers. She also asked for data from Siska to track its use so far.

Sure enough, all of Siska’s expenditure records have all been recorded. It turns out that so far every fund has not been used wisely, she uses her personal needs funds.

The importance of financial security that can be done remotely like this to avoid falsification of aid fund records. Moreover, Amy and Keisha who can not control everything one by one.

Keisha tried to call Siska again, several times Keisha’s phone was not answered by Siska. After a while Siska finally picked up the phone. Siska who is aware of her mistakes tries to apologize many times, it’s only natural for young people like Siska to get the opportunity to hold this much money enough to make her lose her mind. Fortunately, Amy and Keisha, who were kind enough to give Siska some leeway to repay this debt, and Siska had to register her bank account using Fintrack to avoid this opportunity of cheating again. 



Episode 3 <——> Episode 5

Posted on

The Importance of Tracking Your Finances -4-

“Bu, kita jadi meeting hari ini?” tanya salah satu pegawai Amy 

“Meeting yang mana ya?” tanya Amy bingung dengan jadwal meetingnya yang padat

“Meeting dengan manajemen modelling bu” jawab pegawai tersebut

“OMG, aku sampai lupa itu penting sekali. Tolong undurkan meeting saya dengan Keisha ya” jawab Amy panik

Jadwalnya yang padat membuat Amy sedikit hectic dengan kegiatannya, maklum tahun ini Amy akan mengadakan fashion show untuk koleksi pakaiannya yang akan segera keluar pertengahan tahun ini. Jadwalnya yang biasanya diatur oleh sekretarisnya, namun hari ini ia sakit dan Amy harus mengurusnya sendiri. 

Belakangan ini bisnisnya tidak terlalu berjalan lancar, beberapa kendala ekonomi yang menghadapi bisnisnya. 

Keisha menelpon Amy terus menerus, Amy berusaha mensilentkan handphonenya. 

Pagelaran acara fashion shownya yang menghitung bulan cukup membuat Amy sibuk meeting sana sini, belum lagi ia harus pintar dalam mengumpulkan dana ekstra. Keuangan perusahaan yang sedang berantakan membuat Amy cukup lelah mengatur semuanya dengan hemat. 

Seharian meeting, Amy tetap harus melanjutkan bertemu Keisha di yayasan. Belakangan ini Amy cukup sibuk hingga tidak ada waktu untuk mengurusi yayasan sosialnya yang sudah berjalan 4 tahun ini. Keisha dengan raut paniknya membawa buku dan berkas hasil survey yang ia lakukan selama seminggu ini. Keisha menunjukkan kerugian keuangan mereka, salah satu volunteer mereka memanipulasi dana bantuannya. Hasil survei yang menunjukkan perbedaan data dan fakta. Banyak anak yang belum mendapatkan dana merata. 

Amy setelah lelahnya meeting, harus menanggung beban untuk mengurusi yayasan. Yayasan yang sudah berjalan 4 tahun ini merupakan kerja kerasnya untuk membantu anak-anak di pedesaan, sudah banyak anak didiknya yang berhasil namun kali ini ia dikecewakan dengan volunteer yang merupakan salah satu anak didikannya dulu, Siska. 

Yayasan sosial mereka membiayai sekolah Siska sejak SMA hingga Kuliah dan menjadikan Siska salah satu volunteer di daerah Jogja untuk membantu anak-anak di pedesaan Jogja agar lebih terbantu. Sudah bersama sejak awal, Siska menjadi anak terpercaya di Yayasan. Hal ini cukup mengecewakan Amy dan Keisha

Pentingnya sistem financial tracking saat ini untuk menghindari kecurangan yang terjadi, Siska bukanlah orang yang mengecewakan, perkembangan akademiknya yang stabil membuat bangga yayasan, namun tetap saja adanya celah yang membuat ia berani memanipulasi dana seperti ini. Amy meminta abangnya, Ricky untuk membantu mendata tracking dana yang sudah digunakan Siska selama ini. Namun memang butuh waktu untuk mendatanya, Amy dan Keisha harus menunggu beberapa waktu untuk menunggu hasilnya dan meminta Siska bertanggung jawab atas hal ini .

Keisha pernah menyarankan Amy untuk menggunakan aplikasi PureHeart yang juga membantu anak-anak Indonesia menjadi lebih berkembang. SIstem yang memiliki tracking realtime yang memudahkan mereka dalam memberikan dana bantuan secara jelas. Biasanya selain mengandalkan volunteer, Keisha harus melakukan survei secara mandiri mengunjungi lokasi-lokasi di berbagai daerah, memakan waktu dan dana yang berlebih untuk melakukan hal tersebut. 

Pagi telah tiba, Amy masih duduk didepan laptop dengan kertas-kertas yang berantakan di sampingnya, ia harus mendata laporan yayasan dan bisnis fashionnya secara bersamaan. Keisha sudah balik sejak subuh tadi. Amy masih saja fokus dengan pekerjaannya, alarm handphonenya berbunyi, Amy sedikit meregangkan badannya sambil menyeduh teh hijau untuk menyegarkan paginya. Sambil menatap keluar jendela tatapan penuh pikiran yang ia tunjukkan, ia melihat refleksi bayangannya melalui kaca sambil memikirkan strategi-strategi apa yang harus ia lakukan kedepannya. Beberapa hari ini tidurnya memang tidak teratur, banyak pekerjaan yang harus ia tanggung. 

“Rrrttt… krtt…. ” bunyi getar handphone Amy, Keisha menelpon ia mengajak Amy untuk sarapan terlebih dahulu. Terakhir kali Amy makan adalah siang kemarin saat meeting bersama tim marketing, tidak ada lagi yang ia makan setelahnya. Beban tanggung jawabnya ini bahkan membuat pencernaan menjadi ikut terganggu. Amy menemui Keisha di bubur pangkalan sekitar yayasan. Keisha meminta Amy untuk menjaga kesehatannya, kantong matanya yang semakin terlihat jelas menunjukkan rasa lelahnya selama ini. 

Amy meminta Keisha menelpon Siska untuk meminta pertanggung jawabannya terhadap dan bantuan yang sudah ia gunakan. Siska yang ditelpon Amy masih saja mengelak, ia hanya jujur dengan beberapa pengeluarannya saja.

Amy mendapat telepon dari Ricky, yang memberikan saran menggunakan financial tracking untuk para volunteers nya, ia juga meminta data pada Siska untuk dapat di track penggunaannya selama ini.

Benar saja seluruh catatan pengeluaran Siska selama ini tercatat semuanya. Ternyata selama ini setiap dana tidak sepenuhnya digunakan dengan bijaksana. Ia menggunakan dana kebutuhan pribadinya.

Pentingnya keamanan keuangan yang dapat dilakukan jarak jauh begini untuk menghindari pemalsuan catatan dana bantuan. Apalagi Amy dan Keisha yang tidak dapat mengontrol semuanya satu persatu.

Keisha mencoba menelpon Siska untuk menanyakan pertanggung jawabannya, beberapa kali telepon Keisha tidak dijawab oleh Siska. Setelah beberapa lama akhirnya Siska mengangkat teleponnya. Siska yang sadar akan kesalahannya mencoba meminta maaf berkali-kali, wajar saja bagi anak muda seperti Siska mendapatkan kesempatan memegang uang sebanyak ini cukup membuatnya kehilangan akal sehatnya. Untung saja Amy dan Keisha yang sedang berbaik hati memberikan kelonggaran bagi Siska untuk mencicil hutangnya ini, tidak lupa Siska harus mendaftarkan rekening banknya menggunakan Fintrack untuk menghindari kesempatan kecurangan seperti ini lagi. 

 

 

Episode 3 <——> Episode 5

Posted on

(eng) The Importance of Tracking Your Finances -3-

After dinner, it’s time for study. Rita chose to enter the room instead of hanging out with her friends in the living room. Rita prefers to study in a quiet room while listening to her favorite song. She repeated the lecture material today and summarized the material in his book. 

“Brrrrt … … brrtttt ……” Rita’s cell phone rings break her concentration. Her mother called. 

As usual, her mother always called almost every day to just ask what she was doing there or what she ate today. Sometimes, mothers also talk about activities at home such as cooking, washing clothes and even complaining about their sales that have not been sold. 

Rita’s father had an accident, mother called Rita and cried at that time. Rita only held back her sadness because she did not want to add to burden her mother if she was sad. 

“Do you still have money? Sorry, I haven’t been able to send because I paid for the hospital and the car installments yesterday, ” Said Rita’s mother on the phone.

“My money is still enough, ma’am,” Rita answered with tears in her eyes.

Rita was forced to lie so that her mother would not worry. Even though at that time Rita only had 100,000 rupiah left until the end of the month. So far, Rita has never complained and saved as much as possible. Luckily, he was able to live in a campus dormitory, which was prioritized for high-achieving students like her. During college he also sought extra to pay for tuition by becoming a tutor in Yogyakarta. 

That afternoon it was raining. Rita has a teaching schedule, she was tutoring highschool students. After taking an umbrella at the dorm she rushed to the bus stop to wait for public transportation. When riding on a transport, Rita suddenly realized that her wallet had been left behind. He tried to dig into his bag and hoped that there were some bills tucked. But the results are nil. Rita only has an e-Wallet balance of 25,000. At that time the passengers inside were only Rita and another schoolgirl. 

“Sorry, do you have more money? I forgot to bring money, instead I’ll pay later using e-Wallet transfer, “asked Rita to a high school kid sitting across from her.

“Sorry sis, it’s just right for the cost of going home,” answered the high school student

Rita, who was very sorry about this. If only public transportation in this city could already use e-Wallet it would definitely be easier. When the forgetfulness of carrying cash only scans the barcode and the business can be finished, Rita murmured. Luckily, public transportation stops right in front of the lessons room. Then he got the idea to contact his friend to wait right in front of the bimbel so that he could pay the fee for Rita when he got off later.

As usual, Rita teaches in class with enthusiasm until 8 pm. Unfortunately, when the class was about to end, a student approached Rita. 

“Sis, after this can you give me additional lessons? Because tomorrow I have a repeat test, “said the student. 

Rita really wanted to refuse, but she never had the heart to have to leave her students who wanted to ask for additional learning. Moreover, on the other hand he must also consider the curfew in the hostel which requires him to go home before 9 pm. Finally, Rita decided to keep giving her students additional lessons without thinking about where she would have to sleep. 

The clock shows 9 o’clock to ten minutes. There is no time for Rita to return to the dormitory, because the journey from where she teaches to the dormitory takes approximately 15 minutes. Rita tried to contact her friend to sleep in tonight. Some of his friends who were contacted could not help because it was past curfew in his boarding house. Suddenly he remembered Siska with his classmate. To Rita’s knowledge, Siska never complained about the curfew at her boarding house. Then Rita tried to contact him.

Luckily Siska responded quickly and invited Rita to sleep in her place. Rita immediately ordered a motorcycle taxi online to Siska’s place because public transportation did not pass through it. Arriving there, Rita was surprised because the address given by Siska was not like a boarding house in general but an apartment. 

“Rit, I’m here! “Said Siska who called Rita from a distance.

Rita’s daydream shattered when she saw Siska waving her hand and she immediately headed there. 

“It’s good too Sis, you live here, it must be expensive,” said Rita.

“Well, that’s how hehe,” Siska replied. 

Both of them headed to the 5th floor using the elevator. When he arrived at Siska he was even more amazed to see it. A very spacious place complete with bathroom, living room and kitchen in one room with neat arrangement and matching colors. Not to mention the balcony that shows the view of the city of Yogyakarta at night. 

Rita was astonished by Siska’s lifestyle. Because he knows that Siska is not from a rich family. You could say their lives are almost the same. Moreover, Rita still has to look for a part-time job to make ends meet and help pay for her tuition. Meanwhile Siska did not, as Rita knew, she only worked as a volunteer in the Yogyakarta area at one of the Social Foundations based in Jakarta. All this makes a big question mark for Rita. Where did Siska get this luxury? While he had to try harder to make ends meet. This made Rita question more …

 

Episode 2 <—–> Episode 4

Posted on

The Importance of Tracking Your Finances -3-

Setelah makan malam, saat ini waktunya jam untuk belajar. Rita memilih untuk masuk ke kamar dibandingkan berkumpul bersama teman-temannya di ruang tengah. Rita lebih suka untuk belajar di ruangan yang tenang sambil mendengarkan lagu kesukaannya. Ia mengulang lagi materi perkuliahan hari ini. Sambil sesekali merangkum materi yang ada di bukunya. 

“brrrrt……brrtttt……” getar handphone Rita memecah konsentrasinya. Rupanya ibunya yang menelpon. 

Seperti biasa, ibunya selalu menelpon hampir setiap hari untuk sekedar bertanya sedang melakukan apa disana atau hari ini makan apa. Terkadang, ibu juga bercerita tentang kegiatan di rumah seperti memasak, mencuci baju bahkan mengeluhkan jualannya yang belum laku. Apalagi sewaktu ayah Rita mengalami kecelakaan, ibu menelpon Rita dan menangis saat itu. Rita hanya menahan kesedihannya karena tidak ingin menambah beban ibunya jika ia ikut bersedih. 

“Uangmu masih ada nak? Maaf ibu belum bisa ngirim karena habis bayar rumah sakit dan cicilan mobil kemarin” kata ibu lewat suara telponnya. 

“Uang Rita masih cukup kok bu” jawab Rita dengan mata yang berkaca-kaca.

Rita terpaksa berbohong agar ibunya tidak merasa khawatir. Padahal saat itu uang Rita hanya tinggal 100.000 sampai akhir bulan nanti. Selama ini Rita tidak pernah mengeluh dan berhemat sebisa mungkin. Beruntung karena ia bisa tinggal di asrama kampus yang memang diutamakan untuk anak-anak berprestasi sepertinya.Selama kuliah ia juga mencari tambahan untuk membayar uang kuliah dengan menjadi guru les bimbel di Yogyakarta. 

Sore itu, hujan turun rintik-rintik. Rita ada jadwal mengajar di bimbingan belajar. Setelah mengambil payung di asrama ia bergegas pergi ke halte untuk menunggu angkutan umum. Saat naik di angkutan, tiba-tiba Rita sadar jika dompetnya ketinggalan. Ia mencoba merogoh-rogoh tasnya dan berharap ada beberapa lembar uang yang terselip. Namun hasilnya nihil. Rita hanya memiliki saldo e-Wallet sebesar 25.000 yang ada di handphonenya.  Saat itu penumpang di dalamnya hanya Rita dan satu lagi anak sekolahan. 

“Dek, apa kamu ada uang lebih? Aku lupa bawa uang, nanti aku bayar pakai transfer e-Wallet” tanya Rita kepada anak SMA yang duduk diseberangnya.

“Maaf kak, cuma pas buat ongkos pulang ini saja” jawab anak SMA itu

Rita sangat menyayangkan hal ini. Seandainya saja angkutan umum di kota ini sudah bisa menggunakan e-Wallet pasti akan lebih mudah. Ketika kelupaan bawa uang tunai tinggal scan barcode dan urusan bisa selesai, gumam Rita. Beruntung, angkutan umum ini berhenti tepat di depan bimbel. Kemudian ia mendapatkan ide untuk menghubungi temannya agar menunggu tepat di depan bimbel agar bisa membayar ongkos untuk Rita saat ia turun nanti.

Seperti biasa Rita mengajar di kelas dengan penuh semangat hingga jam berakhir tepat jam 8 malam. Sayangnya, ketika kelas akan diakhiri ada satu siswa yang menghampiri Rita. 

“ Kak, setelah ini bisa kasih tambahan pelajaran untuk aku? Karena besok aku ada ulangan susulan” kata siswa itu. 

Rita sebenarnya ingin sekali menolak, tapi ia tidak pernah tega jika harus meninggalkan siswanya yang ingin meminta tambahan belajar. Apalagi disisi lain ia juga harus mempertimbangkan jam malam di asrama yang mengharuskan ia pulang sebelum jam 9 malam. Akhirnya Rita memutuskan untuk tetap memberikan siswanya tambahan pelajaran tanpa memikirkan dimana nantinya ia harus tidur. 

Jam menunjukkan pukul 9 kurang sepuluh menit. Sudah tidak ada waktu lagi untuk Rita jika kembali ke asrama, karena perjalanan dari tempat ia mengajar ke asrama membutuhkan waktu kurang lebih 15 menit. Rita mencoba menghubungi temannya untuk menumpang tidur malam ini. Beberapa temannya yang dihubungi tidak bisa membantu karena sudah lewat jam malam di kostnya. Tiba-tiba ia teringat dengan Siska teman satu kelasnya. Sepengetahuan Rita, Siska tidak pernah mengeluh tentang jam malam di kostnya. Lalu Rita mencoba untuk menghubunginya.

Beruntung Siska cepat merespon dan mempersilahkan Rita untuk tidur di tempatnya. Rita segera memesan ojek online menuju tempat Siska karena angkutan umum tidak melewatinya. Sesampainya disana, Rita terkejut karena alamat yang diberikan Siska bukan seperti rumah kost pada umumnya melainkan apartemen. 

“ Rit, aku disini ! “ kata Siska yang memanggil Rita dari kejauhan.

Lamunan Rita buyar ketika ia melihat Siska yang melambaikan tangannya dan ia segera menuju kesana. 

“Enak juga ya Sis kamu tinggal disini, pasti mahal ya” kata Rita.

“ Yah begitulah hehe” jawab Siska 

Keduanya menuju ke lantai 5 dengan menggunakan lift. Ketika sampai di tempat Siska ia makin terkagum-kagum melihatnya. Tempatnya yang sangat luas lengkap dengan kamar mandi, ruang tamu dan dapur dalam satu ruangan dengan penataan yang rapi dan warna yang senada. Belum lagi balkon yang menunjukkan pemandangan kota Yogyakarta pada malam hari. 

Rita terheran-heran dengan gaya hidup Siska. Karena ia tahu jika Siska bukan berasal dari keluarga kaya. Bisa dibilang kehidupan mereka hampir sama. Terlebih Rita masih harus mencari pekerjaan sambilan untuk mencukupi kebutuhan dan membantu membayar uang kuliahnya. Sedangkan Siska tidak, yang Rita tahu ia hanya bekerja sebagai sukarelawan daerah Yogyakarta di salah satu Yayasan Sosial yang berpusat di Jakarta. Semua ini membuat tanda tanya yang besar untuk Rita. Dari mana Siska mendapatkan kemewahan seperti ini? Sedangkan ia harus berusaha lebih keras untuk mencukupi kehidupannya.Hal ini yang menjadikan Rita semakin bertanya-tanya…

 

Episode 2 <———> Episode 4

Posted on

(eng) The Importance of Tracking Your Finances -2-

That afternoon after delivering the passengers, Pak Asep headed to the supermarket to fill e-money as well as resting after a long journey to take passengers with traffic jams and the flooding of Jakarta’s streets. While enjoying a glass of warm coffee that he bought at the supermarket, he wanted to see the points of his trip, already working since this morning it seems he can go home earlier today. His wife who was complaining asked him to help clean the house. 

When he opened the online taxi application he saw that his points were reduced, it turns out the passenger before had given him a 1 star, destroying all his performance today.

“Oh my God, what am I doing wrong !! “Exclaimed Pak  Asep in his disappointment after seeing the history of his performance which was destroyed because of a small problem

” Maybe this is because I did not obey his desire to drop off in the middle of the road earlier “murmured Pak  Asep. Even though Pak Asep was only worried that he would be suspended if he dropped off his passengers, not on his destination. Sad but unable to do anything, Pak Asep can only accept without being able to complain.  

Still disappointed, he seems to have to work late at night to restore his performance back. He has to collect the bonuses for his children’s school fees.

 “Cklingg ..” the new order just entered. 

Don’t want to dissolve in sadness for a long time, Pak  Asep returned to work, there is no time to complain at a time like this. He drove to the location of the passenger pickup. Passengers with a woman’s makeup that are clearly more muscular than Pak Asep’s body, feelings are starting to get mixed up. Passenger knocked on the window, “Pak  Asep huh?” asked the woman in a spoiled tone. 

The passenger chose to sit next to Pak  Asep, the feeling of wanting to get down from the car was what Pak  Asep felt. But after all, this is Pak Asep’s chance to improve his performance. 

Pak Asep, who usually talks a lot with passengers this time, prefers to remain silent. Just play the radio to fill the silence of the quiet car. 

“This goal is correct, right? mba .. bro .. sis .. “asked Pak  Asep 

” Yes really sir, to the Hotel Melati” he replied in a spoiled tone

It was quiet again, but Pak  Asep could feel a glance, clearly the passengers saw him for some time .

Pak Asep began to tremble in fear, several times he had indeed gotten passengers like this but did not sit in the passenger chair. 

Because the floods make the streets of Jakarta increasingly jammed, it feels like years in this car, it has been creeped off by Asep, the passenger continues to be seen by the passenger. 

“Teettttt ” the horn of Pak  Asep who accidentally pressed it after the passenger touched Asep’s pack. Some of the motorbikes in front of the pack Asep started to glance at his car with annoyed looks. 

Pak Asep could not take it anymore, he had to drop off the passenger. Pak  Asep stopped by the supermarket to force the passenger down. 

Never mind let me work hard until late at night, but not with the behavior of this passenger. 

As a result, Pak Asep’s performance decreased again, no matter how uncomfortable he was with the physical contact he was doing. He can only accept the surrender of a star given by his passenger earlier. 

Pak  Asep called his wife to apologize because he was going to work overtime today. This performance bonus is very beneficial for Pak Asep. The burden of having to pay rent for his rental car is already burdensome, and the child who is currently undergoing college. The money generated just from attracting passengers is still not enough without these bonuses. 

Working from early morning until midnight to raise money to live a hard life in Jakarta, making him have to work hard. Even for eating, Pak Asep only took time to eat in the car with the provisions that his wife had prepared since dawn. For the sake of working for his wife and children sometimes he also ignores his health, he does not want to spend a day without  making a living. 

Pak Asep has worked hard without knowing the time. Until one morning Pak Asep felt a quiet headache but he ignored it. While on his way to the supermarket where he usually waits for orders suddenly..

“Braaak !!” Pak Asep’s car hit the sidewalk, and his hand hit very hard. It’s because he tried to avoid the reckless motorcycle that tried to overtake his car. 

Pak Asep was unconscious and he was rushed to the hospital by another driver. His wife heard this news and was very surprised and rushed to the hospital where Pak  Asep was treated. Pak Asep’s hand and head were seriously injured, so he had to be treated for several days. 

When going to take care of hospital costs, the hospital bills are substantial costs. Unfortunately as an online taxi driver, Pak Asep does not get employment and social security. Even for accident insurance is only obtained when carrying passengers, whereas when driving alone there is absolutely no insurance whatsoever. This made Pak Asep use his own expenses to pay for his insurance. 

Pak Asep’s wife complained about this incident, with a mediocre income on how to manage finances plus having to register insurance. The nextdoor patient who heard the complaint of Pak  Asep’s wife gave advice for taking insurance and also used the financial management application.

“What application is that, sir? Does it become easier? ” asked Pak Asep’s wife. 

“Yes ma’am, I was told to know my neighbors too, people like us who have difficulty managing finances using this application so much easier,” answered the patient.

“I used to be afraid to use insurance because of expensiveness, but this application helped me become easier to manage my financial division” Add the patient

“If I may know what application it is?” asked Pak Asep’s wife curiously. 

“The application is called YONK,” answered the patient.Since then Pak Asep’s wife registered insurance and used YONK as his financial regulator. YONK with its blockchain technology provides transaction convenience and traceability so as to provide security for its users as well as transparency of expenditure records that make it easy for users to manage their finances. By using YONK, Pak Asep’s wife does not need to worry anymore about financial management, which must be added to the expenditure of insurance costs. It is important for Pak  Asep to have a health insurance which his job is quite dangerous for him if you are not careful YONK solutions for your finances to be wiser in spending, click the following link for more information https://yonk.io/

 

Episode 1 <——> Episode 3